وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“dan demikian juga Kami telah menjadikan kamu (Ummat Islam)
umat yang adil dan juga pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu.”
Melalui ayat itu Allah menuturkan: “Sesungguhnya Kami
mengubah kiblat kalian ke Ibrahim dan Kami pilih kiblat itu untuk kalian agar
Kami dapa menjadikan kalian sebagai umat pilihan, agar pada hari kiamat kelak
kalian menjadi saksi atas umat-umat yang lain, karena semua umat mengakui
keutamaan kalian.”
Yang dimaksud dengan kata “Wasath” disini adalah pilihan
yang terbaik. Sebagaimana yang diungkapkan bahwa orang Quraisy adalah orang
Arab pilihan, baik dalam nasab maupun tempat tinggal. Artinya yang terbaik. Dan
sebagaimana dikatakan: “Rasulullah wasathan fi qaumihi,” yang berate beliau
adalah orang yang terbaik dan termulia
nasabnya.
Misalnya lagi, kalimat Shalat Wustha, yang merupakan shalat
terbaik, yaitu shalat Ashar.
Ketika Allah menjadikan ummat ini sebagai Ummatan Wasathan, maka
Dia memberikan kekhususan kepadanya dengan syari’at yang paling sempurna, jalan
yang paling lurus dan paham yang paling jelas.
QS. Al-Hajj: 78
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa’id, bahwa Rasululllah
bersabda,” Pada hari kiamat kelak, Nuh diseru dan kemudian ditanya: ‘Apakah
engkau telah menyampaikan risalah? ‘Sudah’ jawab Nuh. Kemudian kaumnya diseur
dan ditanya:’ apakah Nuh telah menyampaikan risalah kepada kalian? Mereka pun
menjawab: ‘Tidak ada pemberi peringatan dan tidak seorangpun yang datang kepada
kami. ‘Setelah itu Nuh diseur lagi :
‘Siapakah yang dapat memberikan kesaksian untukmu? Jawab Nuh: ‘Muhammad dan
Ummatnya.’ Lebih lanjut Rasulullah bersabda: ‘Demikianlah firman Allah: “Dan
demikian juga Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan
pilihan. Beliau bersabda: ‘Al-wasath’ berarti adil. Lalu kalian diseru dan
diminta
0 comments:
Post a Comment